Identitas dan Tanggung Jawab Eksistensi dalam Lagu "Setiap yang Bernama" Karya Pidi Baiq.

Identitas dan Tanggung Jawab Eksistensi dalam Lagu "Setiap yang Bernama" Karya Pidi Baiq.

Oleh: Ahmad Kafii

Pidi Baiq merupakan salah satu penulis yang cukup digemari di Indonesia. selain itu, ia juga merupakan seorang sutradara dan musisi. Pidi Baiq mempunyai gaya unik sendiri dalam menyuguhkan pandangan yang komplek  dengan analogi metafora sederhana . dalam liriknya, ia cukup lihai mengangkat tema besar seperti identitas, tanggungjawab, dan moralitas  mengunakan bahasa yang mudah dipahami oleh banyak kalangan.

Dari karya-karyanya seperti novel Dilan dan lagu-lagu yang sering ia bawakan bersama The Panasdalam band, kita bisa melihat keunikannya dalam mengeksplorasi berbagai sisi kehidupan manusia yang sering kali menggunakan pendekatan humoris tapi mendalam.

Seringkali Pidi Baiq mengajak pendengar dan pembacanya untuk merenungi nilai-nilai eksistensi kehidupan dan moralitas melalui karya-karyanya.

 "Setiap yang Bernama" merupakan salah satu lagu Pidi Baiq yang menyuguhkan konsep filosofis tentang identitas dan tanggung jawab eksistensi setiap entitas.

Melalui lagu ini ia menyuguhkan pemikirannya soal bagaimana setiap entitas memiliki indentitas serta tanggungjawab atau keharusan yang menyertainya.

Pada lirik 

Setiap yang bernama api

harusnya menyala

sebab dia bernama api

Menggambarkan bahwa ada tanggung jawab ketika identitas telah disandang. Seumpama api, ia memiliki tanggung jawab untuk tetap menyala. Ini merupakan bagian dari hukum alam yang tidak dapat dihindari. Api haruslah tetap membakar atau ia akan kehilangan esensinya jika sudah tidak lagi menyala.


Jean-Paul Sartre dalam filsafat eksistensialisnya mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang "terkutuk untuk bebas"  namun ia melanjutkan bahwa kebebasan tersebut juga merupakan beban yang harus ditanggung artinya, manusia tidak dapat melarikan diri dari tanggung jawab untuk menentukan nasibnya(Sartre, 1943).

Kebebasan ini datang dengan beban—manusia harus terus-menerus memilih bagaimana mereka akan hidup, bertindak, dan membuat keputusan yang bermakna. Jika manusia gagal untuk menyala seperti api, ia juga gagal memenuhi eksistensi dari Identitasnya.

 Setiap identitas memiliki  eksistensi dan setiap eksistensi memiliki tanggungjawabnya. Sederhananya, manusia memang memiliki kebebasan untuk menentukan identitasnya namun dalam waktu yang sama ia tidak bisa menghidari tanggung jawab eksistensi dari identitas yang ia pilih. Ketika tanggung jawab tidak dijalankan maka ia akan kehilangan eksistensi dari identitas itu sendiri.

Sebagai contoh, seorang pendidik haruslah memberikan pendidikan dan  pengajaran. lebih jauh dari itu, ia juga harus mampu menjadi contoh yang baik bagi siapa saja yang ia didik. Tentu saja ia harus meneladankan segalah hal yang baik dan tidak melakukan sesuatu yang buruk. Ketika kewajiban-kewajiban tersebut tidak dijalankan, maka esensinya sebagai pendidik sudah bisa diragukan.

Contoh lain ketika seorang tentara tidak mau menjalankan tanggungjawab eksistensi nya seperti mempertahankan kedaulatan bangsa, mengamankan wilayah, atau lain sebagainya. Maka sama saja ia menghapus  eksistensinya sebagai tentara.

Di awal sempat dikatakan setiap identitas memiliki tanggung jawabnya masing-masing. Hal ini menandakan bahwa tanggung jawab eksistensi tidak dapat ditukar.  Artinya tanggung jawab ini tidak bisa salah tempat dalam hal ini tempat yang dimaksud ialah identitas yang disandang. Mengingat identitas merupakan sesuatu yang terikat erat dengan keberadaan entitas yang spesifik.

Pidi Baiq juga seolah menegaskan konsep ini melalu lirik berikutnya:

setiap yang bernama angin

harusnya berhembus

sebab dia bernama angin.

Angin dengan hembusannya adalah karakter tersendiri. Ia tidak lagi bisa dikatakan angin jika berhenti berhembus. Hembusan mengandung arti bahwa angin menjalankan perannya sebagaimana identitas yang disandang.

Api dan Angin memiliki jalannya sendiri untuk menjaga eksistensinya. Dalam konteks kehidupan maka menjadi sebuah keharusan untuk menjalankan tanggung jawab eksistensi sesuai identitas.

Martin Heidegger dan para pemikir eksistensial mengemukakan pentingnya hidup secara autentik. Hidup secara autentik artisnya menjalani kehidupan berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang siapa, bagaimana, dan apa tujuan kita, sebab tanggung jawab eksistensial bersifat personal dan tidak fapat tergantikan oleh tanggung jawab orang lain.

Simbol Api dan angin di sini seolah-olah menjadi pengingat bagi masing-masing individu untuk menjalankan tanggung jawab yang sesuai dengan identitas mereka masing-masing.

Sebagaimana pandangan Henri Tajfel tentang Teori Identitas Sosial, setiap individu memiliki peran sosial yang mana peran tersebut mempunyai tanggung jawab yang melekat. Misalnya, seorang dokter memiliki tanggung jawab moral dan profesional yang tidak dapat ditukar dengan profesi lain. Jika seorang dokter mencoba menghindari tanggung jawabnya untuk merawat pasien, ia tidak lagi memenuhi perannya sebagai dokter dan merusak kepercayaan yang terkait dengan profesi tersebut.

Baca Juga: Lima Pelajaran Penting Buku The Old Man And The Sea

Ini menunjukkan bahwa tanggung jawab eksistensi dalam identitas sosial terkait erat dengan ekspektasi masyarakat. Tanggung jawab tersebut tidak dapat dialihkan tanpa mengubah atau bahkan merusak makna dari identitas sosial tersebut.

Immanuel Kant mengatakan "Seseorang memiliki kewajiban moral untuk bertindak berdasarkan prinsip yang mereka pilih, dan tanggung jawab ini tidak bisa dialihkan tanpa melanggar prinsip-prinsip itu sendiri."

Melalui lagu "Setiap Yang Bernama," Pidi Baiq menyajikan suatu pandangan yang dalam mengenai identitas dan tanggung jawab eksistensi dalam kehidupan manusia. Simbol-simbol yang digunakan dalam liriknya memberikan gambaran yang kuat tentang bagaimana kita sebagai individu harus menyadari peran dan tanggung jawab yang kita miliki. 

Sebagai manusia, kita dihadapkan pada tanggung jawab untuk "menyala" seperti api, atau juga "berhembus" seperti angin. Karya ini seolah mengingatkan bahwa identitas tidak hanya sebatas nama atau status. Lebih jauh dari itu, ia juga mencakup adanya tanggung jawab dalam peran yang disandang.

Tanggung jawab eksistensi dalam identitas adalah bagian integral dari identitas itu sendiri. Karena identitas seseorang dibangun melalui pilihan, pengalaman, dan peran yang mereka ambil dalam hidup, tanggung jawab tersebut tidak dapat ditukar tanpa kehilangan makna atau otentisitas. 

Setiap individu atau entitas hanya bisa menjalankan tanggung jawab yang sesuai dengan identitas mereka, dan mencoba mengalihkan tanggung jawab itu akan menimbulkan ketidakselarasan.

Referensi

Erikson, Erik H. Identity: Youth and Crisis. W.W. Norton & Company, 1968.

Heidegger, Martin. Being and Time. Harper & Row, 1962.

Kant, Immanuel. Groundwork for the Metaphysics of Morals. Cambridge University Press, 1998.

Levinas, Emmanuel. Totality and Infinity: An Essay on Exteriority. Duquesne University Press, 1969.

Sartre, Jean-Paul. Being and Nothingness. Routledge, 1956.

Tajfel, Henri, & Turner, John C. (1986). "The Social Identity Theory of Intergroup Behavior." Dalam S. Worchel & W.G. Austin (Ed.), Psychology ofIntergroup Relations. Nelson-Hall.

ORDER VIA CHAT

Product : Identitas dan Tanggung Jawab Eksistensi dalam Lagu "Setiap yang Bernama" Karya Pidi Baiq.

Price :

https://www.baitulkilmah.com/2024/12/identitas-dan-tanggung-jawab-eksistensi.html

ORDER VIA MARKETPLACE

Discussion